Sabar
itu pahit, tapi buah kesabaran itu manis.
Manakala kita bisa membaca kehidupan, kita bisa
menemukan berbagai hal dalam kehidupan ini. Banyak hal yang dapat kita pelajari
darinya, dapat kita ambil hikmahnya, dan dapat pula kita bercermin darinya. Bagaimanapun
kita adalah makhluk Allah yang mendapat perintah “BACALAH”. Ayat Al-Qur’an yang
pertama kali turun yaitu pada QS. Al-Alaq : 1-5.
“BACALAH”. Membaca selalu identik dengan membaca
buku-kutu buku. Tapi pada hakikatnya membaca itu adalah suatu hal untuk
memahami sesuatu hal. Membaca bisa diartikan luas sesuai konteksnya. Misalnya
orang pertanian sepatutnya membaca kehidupan taninya dengan membaca iklim,
membaca cuaca, kondisi tanah, dan kondisi si tumbuhan itu sendiri. Inipun juga
sama jika diterapkan dalam profesi-profesi yang lain.
Kali ini saya menulis mengenai sabar. Sabar itu pahit,
tapi buah kesabaran itu manis. Itulah kata yang sekarang menjadi pelajaran
berharga . Sabar adalah hal yang tidak mudah meski kata itu mudah sekali
diucapkan. Sabar itu sebenarnya tak bisa digambarkan dengan kata-kata karena
sabar adalah suatu yang muncul dari hati. Sabar adalah sesuatu yang abstrak
yang sebenarnya orang tak bisa menilai kesabaran itu sendiri. Tapi, sabar itu
bisa dirasakan dan mampu memberikan dampak pada diri kita maupun orang lain
sehingga orang lain bisa mengatakan, “Si A itu lho orangnya sabar”.
Kehidupan adalah perputaran roda yang akan
terus-menerus berputar sampai yang mempunyai nama masih ada hayat. Banyak
bahkan hampir semua orang mengatakan kalau “hidup itu pilihan”. Namun ada satu
dosen mengatakan, “Bagaimana hidup ini
harus memilih, semua ini sudah ditentukan oleh-Nya”. Terdengar dua perbedaan
pendapat yang menarik dan itu patut untuk diambil kesimpulan.
Kutafsirkan, yang dimaksud dosen itu adalah bagaimana
kita sendiri (secara individual) menanggapi garis hidup yang telah ditakdirkan
sang Maha Pencipta. Dengan garis besar INILAH KEHIDUPANMU, ENTAH KAMU BAGAIMANA
MEMILIH JALANMU. DAN BAHWA SESUNGGUHNYA ALLAH TAK AKAN MERUBAH SUATU KAUM TANPA
IA MEMULAI UNTUK MERUBAHNYA SENDIRI. Begitulah kesimpulan yang dapat kuambil
dari dua pernyataan yang kelihatannya berbeda namun jika disatukan mempunyai
makna yang dalam.
Aku berjalan menelusuri bumi ini belum ada sepucuk
kuku. Aku tegaskan lagi, belum ada. Bagaimana sudah ada coba, dilihat dari
faktor manapun sepertinya kelihatan mustahil untuk mendapatkan itu semua. Tapi
aku tetap yakin suatu saat pasti aku akan bisa berkeliling dunia ini. Aku tambahkan,
aku berkeliling dunia untuk menuntut ilmu nantinya. Dan juga suatu saat dengan
pendamping hidupku nanti, entah siapa dia dan dimana ia berada sekarang (itu
belum penting).
Banyak hal yang kupelajari dari sabar. Aku sendiri
mendedikasikan diriku bahwa aku termasuk orang-orang yang sabar. Kedengarannya
seperti sombong, tapi itu menurut perspektifku. Jadi bagiku tak ada yang salah
dengan perspektif. Mohon ampun Ya Rabb hamba-Mu yang penuh dosa ini, Kau lebih
tahu segalanya tentang apa yang aku maksud sebenarnya.
Alhamdulillahirabbil ‘Alamin adalah kata yang paling
tepat dilantunkan atas segala hal yang aku dapatkan selama ini. Meski ini
memang bukan hal yang aku inginkan tapi sungguh rahasia Allah memang sangatlah
indah dibalik kegagalan-kegagalan ini. Yang dengan semua itu semakin
mengingatkan bahwa ini bukanlah suatu kegagalan namun memang inilah keberhasilan
yang tertunda-jalan keberhasilanku seperti ini. Terima kasih yang tak bisa
dituliskan pada lembar-lembar kertas wahai Rabb.
Tapi ingat bahwa jika disatu sisi kita diberi
kenikmatan, dilain sisi kita juga akan dicoba oleh-Nya. Itu semua untuk menguji
kita seberapa besar rasa cinta, syukur, patuh, dan taat kita kepada Sang Maha
Kholik. Itu semua saya alami sekarang. Bagi saya itu juga teguran-Nya kepada
hamba agar kita memang tidak terlalu terlena dengan kenikmatan yang telah
diberikan. Kenikmatan itu sendiri ternyata juga ujian/cobaan untuk mengecek
kita, masihkah kita ingat dengan yang mengatur Jagad Raya ini dengan diberikannya
nikmat yang luar biasa itu??
Marilah kawan untuk selalu bersabar. Percayalah-Yakinlah- SABAR memang PAHIT, TAPI BUAH
KESABARAN itu MANIS ;).
Tunggu coretan-coretan selanjutnya mengenai
kisah-kisah kehidupan yang berujung kebahagiaan karena SABAR :D. Tetap semangat Kawan……