Hijrah, apa itu? Sulit atau mudahkah?Dalam hal apa itu? Mengapa harus demikian?
A
|
ku. Saya. Namaku sama seperti kemarin dan juga sama
untuk hari esok. Sama dengan yang telah aku kenalkan ditulisanku sebelumnya.
Aku adalah termasuk orang-orang sabar (Sombong banget!!). Biarin!. Bukan itu
maksudnya. Aku adalah seorang gadis yang sama seperti pada umumnya kebanyakan
gadis, sama seperti teman kalian, tetangga kalian atau bahkan mungkin sama
seperti kalian :) .
Kenapa kali ini aku mengambil judul
yang sangat-sangat SONGONG banget dibacanya?. Yaps betul, aku mau
bercerita seperti biasa dari pengalamanku.
Hijrah.. Hijrah adalah satu kata yang
sudah sering kita dengar. Suatu hal yang mungkin menjadi tanda tanya bagi sebagian
yang belum pernah tahu. Atau tanda Tanya bagi yang sudah pernah mendengar namun
belum mengetahui artinya. Okee, akan aku jelaskan sedikit mengenai apa itu
hijrah.
Hijrah adalah berpindah
dari suatu negeri kafir, karena di negeri itu umat Islam selalu mendapat
tekanan, ancaman dan kekerasan, sehingga tidak memiliki kebebasan dalam
berdakwah dan beribadah (https://prezi.com/8zuo4lpxh8ve/arti-hijrah-dan-tujuan-rasulullah-saw-dan-umat-islam-berhijr/).
Itu arti hijrah pada zaman Rasulullah. Namun pada zaman sekarang hijrah bisa
diartikan bermacam-macam sesuai konteksnya. Misalnya : orang yang berubah dari
jahat menjadi baik, orang yang pelit menjadi dermawan, orang yang baik hati
menjadi suka pendendam dan lain sebagainya.
Hijrah itu bisa baik menjadi buruk dan juga sebaliknya.
Hijrah
bukanlah suatu hal yang mudah dan tidak bisa terjadi serta merta kepada
seseorang sehingga dirinya berubah total dalam waktu yang singkat. Semua butuh
proses begitu juga hijrah.
Untuk menjawab pertanyaan, dalam hal
apa kita berhijrah ?, maka jawabannya dalam segala hal. Dan yang paling penting
adalah berhijrah dari yang buruk ke baik, dari yang baik ke yang lebih baik
lagi dan seterusnya dan JANGAN SAMPAI KEBALIK!!.
Mengapa harus
berhijrah ?. Berhijrah itu harus agar kita bisa meningkatkan diri untuk ke yang
lebih baik lagi.
Kebanyakan intro ya ? ;) Hehehe suka berfilosofis soalnya. Jadi ceritanya gini. Aku
adalah gadis yang baru berhijrah dari yang dulunya berhijab yang biasa aja ke
hijab yang syar’i, atau katakanlah dengan khimar yang besar (sesuai), jilbab
yang besar dan tak membentuk bentuk tubuh (sesuai) + dilengkapi berkaos kaki =
hijab syar’i.
Dari yang seperti ini
menjadi...
Kala
hari itu adalah hari di awal-awal aku masuk kuliah. Rasanya semangat banget
berangkat ke kampus. Semuanya rasanya terasa baru. Berada dalam dunia baru,
style baru, pandangan pemikiran yang baru dan juga tak tertinggalkan adalah
dengan membentuk prinsip yang baru lagi.
Prinsip
baruku adalah : Tidak mau dibonceng cowok. Selagi masih ada yang lain dan tidak
dalam keadaan mendesak, aku akan berusaha sekuat tenaga dan hati untuk tidak
berboncengan dengan cowok.
Emang kenapa ? Bukankah kamu biasa
waktu sebelum kuliah dulu ?
Yes,
That’s right !. Karena dalam islam tidak boleh berkhalwat dan juga alasan-alasan
lain yang aku dapatkan dari kajian-kajian yang aku ikuti sebelum aku menetapkan
prinsip itu. Ya, aku dulu biasa sekali boncengan dengan cowok. Dengan temen
sekelas, teman organisasi, atau temen main. Tapi itu dulu. Aku bukanlah yang
dulu lagi dalam hal ini tapi aku tetap menjadi seperti yang dulu dalam hal
pergaulan. Maksudnya, mski demikian aku tak membatasi dengan siapa aku bergaul,
apakah harus dengan cewek saja ?. Oh NO !.
Aku bergaul dengan cewek dan juga cowok. Cewek yang sukanya
mainan, kutu buku, rajin. Cowok yang sukanya main ke perpus, suka merokok, suka
mainan, rajin. Semua adalah teman dan aku bergaul dengan mereka semua meski
sekarang styleku seperti ini. Dan itu never mind aja bagiku dan juga bagi
mereka. Agar kerudung yang aku sandang inipun tak seperti di film #HKS (Hanya
Kerudung Sampah). Jadi, tetaplah gaul, tetaplah menjadi diri Anda sendiri
namun, belajarlah sedikit demi sedikit untuk menjadi muslimah sejati tanpa
mengurangi gaul ;).
Pagi yang cerah seakan mendukung sekali suasana hatiku kala
itu. Memang masih ada terbersit rasa “Andaikan ada yang nebengin, pasti aku
sampai kampus lebih cepat dan juga mengurangi capek”. Tapi itu semua sedikit
demi sedikit aku tepis. Aku tancapkan dalam fikiran dan hati : “Inilah
perjuangan”.
Tiba-tiba ketika sudah ¼ jalan menuju kampus. Ada motor
berhenti didepanku. Ternyata dia temenku mataf kemarin. “Ayo berangkat bareng,
sini”. Wuiihhh… baru aja aku memikirkan hal itu tiba-tiba datang apa yang aku
fikirkan. Seperti Allah mengirim malaikat kepadaku dan menjawab do’aku.
Aku berfikir sejenak. INGAT PRINSIP BARUMU !. Waduh, di
telingaku seperti terdengar suara yang begitu keras akan hal itu. Dan aku
luruskan niat lagi. Akhirnya, dengan berat hati aku katakana padanya “Iya,
terima kasih. Duluan aja dulu gak papa, ini sambil jalan-jalan”. Itulah
jawabanku, dan aku rasa itu logis. Dan cowok tadi mengiyakan dan dia berlalu
dari hadapanku. “Okee kalau gitu, duluan ya. Hati-hati”.
Aku terus berjalan. ½ jalan sudah kutempuh. Tiba-tiba
kejadian serupa kembali lagi terulang. Aku melakukan hal yang sama karena aku
masih teguh dengan pendirianku ini. Kau tahu, kala itu sebenarnya aku capek
sekali, karena sebenarnya juga aku gak terbiasa jalan kaki. Tapi inilah
perjuangan, dan Allah pasti akan membantuku. Percaya.
Aku
teruskan lagi perjalananku. Kurang ¼ jalan lagi aku sampai kampus. Namun hal
yang serupa kembali lagi terulang. Dan rupanya aku hampir goyah. Tapi aku
berusaha untuk tetap menolaknya dengan lembut dan alasan yang logis tanpa aku
menjelaskan panjang lebar apa alasan aku melakukan semua ini.
Sambil meneruskan perjalananku lagi aku berfikir. Pertama
kali masuk kuliah saja aku sudah digoda dengan berbagai godaan seperti ini.
Puing-puing yang mungkin dapat menghancurkan prinsip baruku. Allah mengujiku
dengan mendatangkan 3 cowok sekaligus dalam sekali jalan. Aku tahu sekarang.
Allah mengujiku, masihkah aku berpegang pada prinsip baruku atau aku berbelok
darinya ?. Subhanallah.. Kau beri peringatan manusia dengan cara-cara-Mu yang
tak hamba-Mu duga.
3 cowok sekaligus dalam satu waktu aku tolak semua. Aku tolak
tawarannya untuk nebeng bareng berangkat ke kampus. Ini tidak mudah. Kalau
difikir logika, apasih susahnya tinggal naik ke motor cap cuus langsung sampai
ke kampus dan tanpa terulang-ulang kejadian penolakan sampai 3 kali.
Tapi ini ujian untuk menguji
kesabaran. Diriku adalah asset suamiku kelak. Eh, maksudnya kalau boncengan
sama cowok diapa-apain gitu ?. Bukan juga, menjaga martabat itu lebih baik dari
pada menjajakannya dengan senang hati. Yang ditutupi, yang dijaga dengan baik
itulah yang akan dicari calon suami sholeh nanti. Jika kita menjaga Insya Allah
kita juga akan mendapatkan yang terjaga kelak. “Sesungguhnya jodoh itu tak jauh
dari cerminan kita”. (quote).
Begitulah ceritaku tentang “KETIKA 3
COWOK KUTOLAK SEKALIGUS”.
TERIMA KASIH YANG TELAH MEMBACA… SEMOGA
DAPAT MENJADI INSPIRASI :).